PADA MULANYA ADALAH ‘CICILAN’, KEMUDIAN ‘KEROYOKAN’, DAN TERCIPTALAH BUKU


Teringat ketika awal bertemu dan mengenal Pastor Fictorium Natanael M. Ginting OFMConv, adalah karena rasa penasaran. Dia bertanya padaku: “Kok Menjemaat tak pernah memuat artikel dari Konventual?”

Aku agak kaget dengan pertanyaan itu, sebab sebelumnya kami sedang asyik membahas kuliner yang dijajakan di Cafe 180 J City – Medan Johor. Namun, dengan jujur kusampaikan saja bahwa Redaksi memang tak pernah menerima kiriman artikel dari persaudaraan Ordo Konventual.

Maka, gayung bersambut, semenjak pertemuan itu Pastor Fic (sapannya) mulai gemar menulis berita dan juga artikel yang paling dia kuasai semasa melayani di Basilika Santo Fransiskus Assisi (di kota Assisi dari tahun 2015-2017) buat majalah Menjemaat. Yakni, perihal Santo Fransiskus Assisi dan tempat peziarahan yang tersohor di negeri Pizza itu.

Selang setahun, aku perhatikan bahwa kumpulan naskah yang ditulis Imam asal Delitua tersebut sangat menarik untuk menjadi bahan buku. Pendapat itu kuutarakan kepada Pastor Fic. Pada awalnya, dia menolak dengan beberapa alasan. Yang terutama adalah: bahan tulisan belum mumpuni, dan waktu untuk mengerjakannya.

Dalam beberapa kali kesempatan, aku memberi masukan tentang Rahasia Manusia Penulis ( bit.ly/RahasiaPenulis ). Yakni, dengan kiat “mencicil” dan “keroyokan” (maksudnya, melibatkan beberapa rekan penulis). “Seandainya pun diejek hasil bukunya, kan nggak Pastor sendiri yang malu. Huehehehehe.” Ucapku sebagai motivasi.

Momen Yubileum 800 tahun Santo Antonius Padua (2020 – 2022) pun akhirnya menjadi pemantik semangat Pastor Fic. Satu naskahnya di Menjemaat menjadi dasar untuk menghasilkan buku sebagai tanda perayaan bagi Santo asal Portugal tersebut.

Dengan modal “cicilan” tersebut, Pastor Fic mengajak dua rekan Imam Konventual (Pastor Longinus Judung OFMConv dan Pastor Pio Amran Purba OFMConv), agar bisa “keroyokan” menghasilkan sebuah buku mumpuni.

Dan voila! Sebuah buku dari hasil refleksi serta dokumentasi trio penulis ini telah tersaji dengan apik. Sebagaimana perjalanan iman sang Santo sendiri, napaktilas karya untuk buku ini juga melalui tahapan nan terjal. Namun, semua jerih payah tersebut kiranya bisa berbuah, dan dipetik bersama untuk iman yang teguh. Semoga!

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.