,

Merasa Sehat

Merasa Sehat

‘Merasa sehat’ atau sungguh-sungguh ‘sehat’, adalah dua hal yang berbeda. Yang pertama, diserap dari suara hati. Kadang dia jujur, kadang membohongi. Disesuaikan dengan atmosfer atau suasana ketika ditodong pertanyaan: “Bagaimana kondisi kesehatanmu?”

Jawaban kedua dirujuk dari data secara ilmiah, semisal dari pemeriksaan darah secara menyeluruh. Ada yang senang menyebutnya secara nginggris ‘medical check-up’. Hasilnya tidak bisa ditawar-tawar seperti transaksi pada pasar tradisional. Lagipula, buat apa membayar hasil pemeriksaan yang disesuaikan kehendak hati? Memangnya mau membangun dinasti keluarga seperti perhitungan pemilu.

Aku sering menyampaikan jawaban pertama ke Istriku. Tujuannya, agar hati kami tentram saat mengobrol seputar kesehatanku. Dan semua kebiasaan nakal ini (bersama bad habit lainnya) lah yang kemudian membawaku pada fase hidup baru sebagai “Pasien Cuci Darah.”

Pada Desember 2023 kemarin, aku jatuh sakit hingga tak sadarkan diri. Gejala awal hanya berupa mual, muntah dan selera makan yang menurun drastis. Sungguh sulit membayangkan diriku yang doyan makan hingga mencapai berat badan 80 kg lebih, bisa kehilangan selera hingga berhari-hari.

Seingatku peristiwa itu masih lama sebelum momen lonceng Natal bergema. Sekira lima jam lebih, Istri dan Mertua mengantarku ke rumah sakit terbaik menurut mereka, agar aku masih bisa selamat. Sementara dalam perjalanan, Istriku tak henti-henti berdoa dan mengajakku berbicara (walau aku bisa mendengar, namun mulutku sudah dipenuhi busa liur dan darah), agar Tuhan berbelas kasih memberiku kesempatan untuk hidup.

Puji Tuhan. Berkat kesigapan tim dokter dan perawat, aku bisa sadar. Bahkan mereka (termasuk keluargaku) kaget melihatku sudah bisa duduk dan berbicara pelan. “Bapak mengalami hipoglikemia,” terang dokter, aku mengangguk pelan saja pura-pura mengerti istilah asing itu.

Setelah pemeriksaan dengan beberapa alat medis, badanku yang masih lemah kemudian dipandu ke ruang ICU. Keesokan dan beberapa hari kemudian, tiga dokter berbeda memeriksa dan menyampaikan hasil. Dari kesemuanya, seorang dokter bermarga Nababan memberi kesimpulan bahwa diriku mengalami Gagal Ginjal Kronis. Dan solusi satu-satunya agar aku bisa hidup normal adalah menjalani terapi Cuci Darah. Aku pun menjadi Pejuang Dua Injeksi (PDI) — istilah ini sengaja kurangkai sendiri — tak lama setelah petasan Tahun Baru 2024 meletus.

Sebuah jalan hidup baru yang mesti kutempuh, karena selama ini aku hanya ‘merasa sehat.’

2 responses to “Merasa Sehat”

  1. vinnybarus Avatar

    semangat selalu bang 😇

    Like

  2. Novrizan Barus S.Agr Avatar

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

saya, Ananta

Selamat datang di laman blog pribadi ini. Salam sehat selalu 🙏

Let’s connect