
Artikel berikut merupakan wawancara pelengkap untuk liputan Sajian Utama majalah Menjemaat edisi Agustus 2022. Namun atas keputusan Redaksi, artikel tidak disertakan dalam versi cetak.
Saya ingin menyematkan bincang wawancara bersama Ketua Komisi Kepemudaan KAM, RP. Serafin Dani Sanusi OSC dalam blog. Sebagai dokumentasi, bila kelak dibutuhkan untuk kelengkapan berita atau liputan media perihal Katekis Generasi Muda di Keuskupan Agung Medan.
Boleh diterangkan perihal Katekis Generasi Muda (KGM) yang diasuh oleh Komkep KAM?
Katekis Generasi Muda merupakan ide besar dari Mgr. Anicetus Sinaga saat beliau menjadi Uskup Agung di KAM. Saya menangkap dua hal dari ide tersebut. Pertama, wilayah dan jumlah umat di KAM sangat luas dan sangat besar. Sementara tenaga pastoral religius dan rohaniwan masih terbilang terbatas. Maka diperlukan tenaga-tenaga pastoral awam yg memiliki dedikasi bagi perkembangan serta kemajuan dengan pengetahuan yang cukup dalam berpastoral.
Kedua, Indonesia dalam masa kurun waktu tidak lama lagi dianugerahi Allah bonus demografi. Penduduk usia produktif jumlahnya lebih besar dibanding penduduk usia non produktif. Gereja Katolik KAM bagian dari imbas bonus demografi. Hal ini terlihat dari jumlah OMK yg cukup besar. Akan tetapi, jumlah OMK yg besar tidak serta merta menunjukan kualitas iman dan spiritual sebagai bagian Gereja yang satu, Kudus, katolik, dan apostolik. Maka diperlukan pendampingan dan pembinaan yg berkesibambungan. Untuk itulah di bentuk KGM di Keuskupan ini.
Apa perbedaan KGM dengan Katekis Purna Waktu yang diimbau oleh Keuskupan?
Sangat menarik bahwa keuskupan memberikan perhatian pada Katekis Purnawaktu. Menurut saya, tugas dan fungsi antara KGM dan Katekis Purnawaktu tidak ada perbedaan. KGM pun Purnawaktu, karena status kepegawaian mereka pun adalah karyawan keuskupan. Itu jika di lihat dari status kepegawaian. Mungkin ada sedikit perbedaan dari sisi penugasan. KGM memberikan perhatian pada perkembangan iman dan spiritual orang muda. Namun mereka pun masih dapat membantu mengajar agama di sekolah atau membantu di sekretariat paroki atau mengajar persiapan Komuni pertama dan lainnya.
Dalam data Komkep sejauh ini, ada berapa paroki di KAM yang merekrut tenaga KGM?
Saat ini tercatat ada 7 (tujuh) paroki yang memiliki KGM. Paroki2 tersebut adalah: Tarutung, Dolok Sanggul, Aek Kanopan, Pematang Raya, Lau Baleng, Saribu Dolok, dan Binjai.
Sebelumnya ada 8 (delapan) paroki dengan Banda Aceh. Namun KGM yg di Banda Aceh kami tarik ke kantor Komisi Kepemudaan membantu di sekretariatan.
Bagaimana visi jangka panjang Komkep KAM atas peran KGM di KAM?
Visi Komkep senantiasa mengikuti Visi Keuskupan. Jika Keuskupan memandang bahwa KGM masih diperlukan atau Katekis Purnawaktu pun bisa berpastoral di antara orang muda, Komkep sangat mendukung hal tersebut. Tentu Komkep memiliki harapan dan jika masih diperkenankan, di setiap paroki tetap diupayakan adanya KGM.
(Ananta Bangun)