Tahbisan Empat Imam Konventual. Mgr. Kornelius: Para Imam Hendaknya Miliki Karakter GILA


Uskup Keuskupan Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap menahbiskan empat Imam baru dari Ordo Saudara Dina Konventual (OFMConv). Misa syukur tahbisan imamat berlangsung, Jumat (13 Mei 2022), di Gereja Paroki St. Fransiskus Assisi Padang Bulan, Medan.

Adapun keempat calon imam tersebut yaitu Diakon Robertus Maria Bobih, OFMConv, motto :“Domine, Tu Omnia Scis Tu, Scis Quia Amo Te (Yoh 21:17c), Diakon Sevan Rinaldi Sembiring, OFMConv, motto : “Allahku dan Segalaku“(Yoh 20:28), Diakon Eriksend Okripo Sitepu, OFMConv, motto :“Tuhan siapa yang boleh menumpang di kemah-Mu:yaitu yang berpegang pada sumpah walaupun rugi” (Mzm 15:1a,4b), serta Diakon Eko Gayus Maria Sijabat, OFMConv, motto :“Ini Aku, Utuslah Aku/Hic Ego Sum, Mitte Me” (Yes 6:8b).

Sebelum perayaan ekaristi, pihak panitia membacakan sekilas kisah unik panggilan masing-masing Imam yang ditahbiskan. Benih panggilan Diakon Bobih OFMConv,  tumbuh karena Iman Katolik yang sangat besar yang dihidupi oleh keluarganya. Dia juga aktif dalam kegiatan putera-puteri altar lalu melanjutkan panggilannya dengan bergabung bersama Ordo Saudara Dina Konventual.

Sementara benih panggilan Diakon Sevan OMConv, tumbuh karena sering berjumpa dengan saudara-saudara Konventual di Stasi Santo Vitalis Mbaruai. Dia menjawab panggilan Tuhan dengan bergabung dengan Ordo Saudara Dina Konventual.

Diakon Eriksend OFMConv,  mulai merasakan panggilan sejak kecil. Karena dekat dengan gereja dan aktif ikut sekolah Minggu hingga seorang frater menawarkannya masuk seminari. Ia lalu memutuskan bergabung dalam Ordo Saudara Dina Konventual.

Kisah benih panggilan Diakon Eko OFMConv, cukup berbeda dengan ketiga calon imam lainnya. Dia dimasukkan ke Seminari Menengah Santo Fransiskus Assisi Delitua karena kenakalannya. Keputusannya semakin bulat untuk menggabungkan diri dengan Ordo Saudara Dina Konventual ketika dia mengalami kecelakaan. Baginya itu adalah suatu mukjizat dan undangan untuk menjawab panggilan Tuhan.

Menjadi Imam yang GILA

Dalam sesi homili, Mgr. Kornelius memberi wejangan istimewa kepada keempat Imam baru. Dia menyampaikan, “ditahbiskan” berarti, para Imam tersebut diproklamirkan sebagai pribadi yang mengenal Kristus.

“Ciri-ciri pribadi tersebut. Yakni, rajin membaca Kitab Suci, bercerita tentang pengalaman mengenal Kristus kepada orang lain, akrab dengan Kristus, banyak berkomunikasi dengan Kritus dalam doa dan perayaan sakramen-sakramen. Dan sungguh dijiwai dengan Kristus melalui adorasi. Jika hal-hal tersebut tidak ada, maka mustahil kamu ambil bagian dalam imamat Kristus,” ujar Bapa Uskup, seraya menambahkan tiga tugas para Imam adalah: mengajar, menguduskan, dan membimbing,

Mgr. Kornelius mendorong agar setiap Imam hendaknya bersatu dengan uskup di setiap tempat perutusannya. Terutama bila ditempatkan di Keuskupan Agung Medan, hendaknya Imam tersebut memiliki karakter GILA.

Namun, Bapa Uskup menjelaskan GILA yang dimaksud bukanlah kelainan jiwa. “Beberapa kali saya katakan, apa itu GILA? G adalah Gigih/ Giat/ Gesit/ sedikit Garang. Jangan malas dan menunggu,” katanya.

“Sementara I adalah Inisiatif. Kamu harus jadi insiator. Kemudian inspiratif. Dan Inovatif, berdaya cipta menciptakan hal baru. L adalah Lincah/ Lihay/ dan Low Profile atau rendah hati. A adalah Akomodatif. Menerima semua. Apresiatif, memuji atau mengapresiasi,” imbuh Mgr. Kornelius.

Pada sesi terakhir, Minister Propinsial Propinsi Maria Tak Bernoda Indonesia, RP. Cornelius Tri Chandra M. Fajarianto OFMConv membacakan tempat perutusan keempat Imam yang baru.

“Romo Bobih akan menjalani perutusan sebagai Formator Postulan di Delitua. Romo Eriksend akan menjalani perutusan sebagai Formator Frater Novisiat di Tiga Dolok. Romo Gayus akan menjalani perutusan sebagai Formator Seminari Menengah di Bandar Baru. Dan, Romo Sevan akan menjalani perutusan sebagai Formator Frater di Pematang Siantar,” kata Pastor Tri.

Sebelum mengakhiri misa, Bapa Uskup memberi sambutan penutup. “Dengan pengataraan Kristus, dan dalam Roh Kudus, kamu akan mengantar umat Allah kepada Bapa. Ingatlah selalu akan teladan Gembala yang baik. Yakni, mengenal domba-domba-Nya. Memberikan nyawa bagi domba. Selain itu, melihat domba Allah dengan cara gembala yang baik melihat. melihat dengan mata belas kasih.”

(Ananta Bangun)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.