Gerakan Peduli Sesama (GPS) Keuskupan Agung Medan, pada Minggu (16 Mei 2021), menghelat perayaan ulang tahun ke-lima di SLB C Karya Tulus – Paroki Tuntungan. Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFM Cap memimpin misa syukur panca tahun kelompok kategorial yang mayoritas beranggotakan Tenaga Kesehatan di KAM. Moderator GPS KAM, Pastor John Rufinus Saragih OFM Cap dan Pastor Andreas Gurusinga OFM Conv. turut dalam misa sebagai Imam konselebran.
Bapa Uskup mengutip pesan Paus Fransiskus, yang bertepatan dengan Hari Komunikasi Sedunia, “Datang dan lihatlah!” sebagai tema homilinya. Mgr. Kornelius menekankan, Bapa Suci Suci mengajak kita semua untuk membangun komunikasi melalui perjumpaan langsung dengan sesama apa adanya. “Kutipan dari Injil Yohanes 1:47 itu adalah metode komunikasi yang paling otentik.”
Kepada Menjemaat, Pastor John mengenang, mula inspirasi GPS KAM terbentuk adalah ketika membuat baksos dan pengobatan gratis ke paroki Martubung pada Mei 2016.
“Apostolat Kerahiman Ilahi KAM turut membantu pelaksanan baksos tersebut. Waktu itu cukup banyak yang hadir, sekira 200-an orang. Tentu saja, kegiatan baksos ini bisa terlaksana berkat dukungan Pastor Paroki Martubung, Pastor Martin Nule SVD.”
Imam Kapusin tersebut mengatakan, para aktivis GPS St. Felix Cantalice memiliki semangat berbagi kasih terhadap sesama yang membutuhkan, khususnya dalam hal kesehatan dan pendidikan. Oleh sebab itu, mayoritas aktivis dalam kelompok ini terdiri dari kalangan dokter dan ahli medis lainnya.
“Gerakan ini dimulai karena dirasakan minimnya pengetahuan masyarakat tentang pendidikan dan kesehatan,” tuturnya dalam keterangan tertulis. Oleh sebab itu, GPS St. Felix Cantalice mengambil motto “Sehat adalah anugerah Tuhan yang harus dipelihara”.
Selama tahun, menurut Pastor John, GPS KAM telah menjalankan aksi kasih ke sekitar 12 paroki di KAM. “Gerakan karya GPS KAM adalah memberi pelayanan kepada orang-orang yang miskin. Juga kita punya anak asuh kini hampir 30-an orang di daerah Paroki Parsoburan, kita bantu untuk uang sekolah mereka.”
“Dalam masa pandemi, sejak Maret 2020, tidak banyak yang bisa kita lakukan. Pernah kita buat membagikan makanan kepada orang-orang di sekitar kota Medan. Juga memberikan makanan dan minuman sehat kepada Nakes yang di rumah sakit,” imbuh Pastor John. “Ada juga berkat dalam masa pandemi ini, karena bisa menemukan ide untuk membuat hand sanitizer, membuat disinfektan, membuat alat untuk pel lantai. dan itu dijual ke paroki-paroki dengan harga yang murah.”
(Ananta Bangun)