Perayaan Pesta Perak Hidup Berkaul masih menyisakan pengalaman mengesankan bagi Sr. Chrisanta Simanjorang KSSY. Sebab dalam momen 25 tahun sebagai biarawati Kongregasi Suster Santu Yosef (KSSY) tersebut, Sr. Chrisanta berkesempatan menelusuri sejumlah tempat yang selama ini dia baca dalam Alkitab.
“Saya turut dalam ziarah ke Tanah Suci Yerusalem pada tahun 2017,” aku biarawati, yang saat itu bertugas di PPS Cinta Alam. “Agenda perjalanan berlangsung pada 23 Juli – 3 Agustus. Jumlah rombongan mereka ada 11 orang. Yakni tujuh orang Suster KSSY, 1 orang suster KSFL, dan dua orang awam. Pastor pembimbing rohani adalah RP. Hubertus Lidi OSC (ketua Komisi Komsos KAM/ Pemred majalah Menjemaat — masa itu).”
Putri dari pasangan Bp.Christian Fransiskus Simanjorang dan Ibu Aderia Silalahi ini, mengaku tak merasa kesulitan berkomunikasi selama perjalanan di Tanah Suci, karena semua guide tahu Bahasa Indonesia, hanya waktu berbelanja ke toko menggunakan Bahasa Inggris. “Rombongan kami lalu menyusuri Sungai Yordan, Yerusalem dan Mesir. Mereka juga sempat menjelajah Danau Galilea dan mendaki Gunung Sinai,” ucap biarawati yang doyan nasi goreng dan lemon tea hangat tersebut.
Karena Sering Dipangku Suster Pengajar Asmika
Benih panggilan mulai tumbuh di benak Suster bernama lengkap Hottianur Agustina Simanjorang, sejak masuk Sekolah Dasar (SD) Negeri Dolok Tolong. Sr. Chrisanta menceritakan, mungkin karena badannya yang mungil, Suster sering memangku Hottianur cilik setiap kali mengajar Asmika di gereja. Kedekatan ini lah yang memunculkan kerinduannya untuk turut masuk jalan panggilan tersebut.
“Saya terkesan melihat seorang suster yang dekat dan senang kepada anak-anak. Dan juga, setiap kali diadakan pertemuan Asmika se-Paroki, Pastor dan Suster selalu memangku dan memberi permen kepada saya.”
Saat tamat Sekolah Dasar, Hottianur dengan semangat mendaftarkan diri ke Pastor Paroki, untuk menjadi suster. Namun, permohonannya tak dikabulkan karena belum memenuhi syarat. Meski demikian, dia tak patah semangat. Maka, setelah tamat SMP, dia pun kembali ke Paroki Sumbul untuk mendaftarkan diri sebagai Suster. Tapi lagi-lagi hasilnya tetap sama, karena belum memenuhi syarat.
Ketika masuk SMA, Hottianur dan kakaknya memiliki tekad serupa untuk menjadi biarawati. Abang mereka, Brinus Simanjorang lalu mengusulkan agar, keduanya pergi mendaftarkan diri ke dua tempat berbeda. Di mana kakaknya pergi ke Kabanjahe, sementara Hottianur diantar ke Sidikalang. “Di sana, saya mendaftar ke sekolah SMA Cahaya 2 Sidikalang ( sekarang SMA St.Petrus ) yang dikelola oleh Kongregasi KSSY. Dan sejak sekolah SMA, saya sudah menjadi seorang aspiran KSSY. Selama masa aspiran ini, saya dibimbing oleh Sr. Damiana KSSY yang baik hati,” kenang Sr. Chrisanta.
Jumlah aspiran saat itu adalah lima orang dan selama masa SMA, dia tinggal di biara KSSY. Setelah tamat SMA, dia pun diberangkatkan ke Medan., untuk memasuki masa postulan.
Usai menjalani masa studi SMA dan aspiran, Sr. Chrisanta lalu masuk postulan pada 15 Agustus 1989 di Medan. Lalu pada tgl 18 Juni 1990, dirinya memasuki masa novis. Dua tahun kemudian, dia mengikrarkan Kaul Perdana pada tgl 19 Juni 1992. Pada masa Junior I, dia menjadi kostres di Gereja St.Antonius Padua Hayam Wuruk, Yunior tahun II Sr. Chrisanta Study di STP IPI Delitua. Setelah tamat tahun 1996, dia mengajar di SD St. Antonius sebagai Guru Agama Katolik. Pada tahun 1998, setelah berkaul dia menjadi Kepala Sekolah di TK Fajar sambil mengajar di SD St. Antonius. Pada tahun 2005-2009, dia pindah ke Surabaya dan menjadi Kepala Sekolah PAUD, TPA dan mengajar Agama di SD Ciputra Surabaya. Pada tahun 2006 melanjutkan Studi untuk mengambil Strata 1 (S1) di STP IPI Malang.
Sr. Chrisanta yang kini menjadi pembina di Novisiat KSSY menitipkan pesan kepada para calon biarawati agar tetap setia dalam panggilan. “Semoga kita dapat menikmati kebahagiaan yang sama. Banyak berdoa dan berjuang agar sampai ke Tanah Suci,” ucapnya.
(Suster Novis KSSY Medan | editor: Ananta Bangun) // artikel ini merupakan bagian dari Kelas Jurnalistik di Novisiat KSSY yang dibimbing oleh Komisi Komsos KAM