
Oke. Mungkin beberapa insan akan lekas menghujaniku dengan tanggapan: “Lalu, bagaimana caranya agar umat atau masyarakat punya minat membaca?”
Jika kubilang, “Aku nggak tahu.” Tentu diriku akan disoraki dengan ejekan. Huehehe.
Lebih tepatnya, aku tak tahu bagaimana cara pintas menumbuhkan minat baca.
Ide utama dan pertama dari catatan ini adalah, jangan meniadakan upaya penyediaan bahan bacaan bagi umat atau masyarakat.
Jika pendapat “umat tak punya minat baca” jadi dasar alasan agar tak perlu lagi menghasilkan bahan bacaan, itu sungguh sangat berbahaya. Tak percaya? Sila dicoba di keluarga atau diri sendiri.
Kembali ke paragraf awal di atas, jadi bagaimana agar masyarakat punya minat baca? Aku kira pendekatan yang baik adalah memulai dari diri sendiri dahulu. Akan sangat sulit mengajak insan lain gemar membaca, jika aku sendiri tak ingin.
Caranya adalah menyampaikan kesaksian pengalaman diri sendiri ke banyak insan. Seorang yang tak suka membaca, akan mustahil bisa mengajak orang lain gemar membaca.
Namun, ini bukan satu-satunya cara. Setiap orang punya pendekatan masing-masing. Ada yang menerapkannya sebagai sistem, ini pernah kudengar langsung dari mas Agus Setiawan — founder BacaKilat. Mas Agus menerapkan agar dalam lingkungan perusahaannya, setiap pegawai memberi presentasi ringkas mengenai buku yang baru-baru ini mereka baca. Menurutku itu gagasan yang menarik, serta mudah diterapkan.
Baik. Di tulisan lanjutan berikutnya, aku akan coba paparkan pengalaman insan lain perihal nikmatnya membaca.