dr. Sahat Sidauruk: “Hidup Ini Adalah Kesempatan, Untuk Membantu Sesama”


dr Sahat di acara GPS
dr Sahat di kegiatan GPS (dok, Pribadi)

Dokter Sahat Tua Irwanto Sidauruk, selain menjalani profesi dokter, juga menyempatkan waktu untuk karya bakti sosial.Yakni di KMK St. Lukas USU (semasa kuliah di kampus tersebut) hingga kini di Gerakan Peduli Sesama (GPS) St. Felix Cantalice. Dalam pelayanan bagi masyarakat tak mampu tersebut ada kesaksian iman yang dia alami. Berikut penuturannya.

Saya adalah seorang Ayah dari Niel Sidauruk dan Riri Sidauruk, dan Istri boru Sitorus. Lahir pada 3 Agustus 1981 di Medan, saya merupakan sulung dari lima bersaudara. Orang tua mempercayakan lingkungan sekolah Katolik sebagai tempat menimba pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Setelahnya, saya kemudian merampungkan pendidikan dan profesi dokter di Fakultas Kedokteran – Universitas Sumatera Utara (USU).

Saat ini, saya bertugas sebagai Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Daerah Simalungun, tepatnya di Dinas Kesehatan kabupaten tersebut. Selain itu, saya juga dipercaya sebagai dokter bagian IGD di Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar.

Kegiatan sosial, khususnya dalam pelayanan pemeriksaaan kesehatan bagi masyarakat, telah saya geluti sejak mengenyam pendidikan di FK-USU. Yakni, di Kelompok Mahasiswa Katolik (KMK) St. Lukas USU. Usai tamat dari kampus USU, saya tetap terlibat dalam gerakan ini kala turut juga ke dalam GPS St. Felix Cantalice. Di samping itu, pernah juga saya turut bakti social bersama Suster-suster dari Kongregasi OSF di Keuskupan Sibolga.

 

WhatsApp Image 2020-01-21 at 18.03.11 (1)
dokter Sahat bersama keluarga (dok. Pribadi)

Jika ditanyakan, mengapa saya sukacita terlibat dalam karya pelayanan seperti di KMK St. Lukas USU dan GPS St. Felix Cantalice, adalah karena saya dapat membantu sesama manusia yang membutuhkan pertolongan dalam bidang kesehatan. Saya juga merasa senang karena dengan senyum, tawa dan perlakuan baik orang-orang tempat kegiatan sosial berlangsung adalah obat penghiburan dan semangat baru buat kegiatan selanjutnya.

 

Dua Pengalaman Iman

Ada dua pengalaman iman yang saya alami tatkala menjalankan dharma pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat tak mampu. Pertama, adalah pengalaman bakti sosial dengan kelompok Suster-suster Konggregasi OSF ke daerah sangat terpencil. Yaitu, di wilayah Tapanuli Selatan yang merupakan wilayah Keuskupan Sibolga. Saya ingat persis kegiatan berlangsung pada 2016. Untuk menuju tempat pengabdian social, kami musti menempuhnya dengan berjalan kaki, menyusuri lembah dan melewati bukit selama kurang lebih enam jam.

Pengalaman kedua yaitu perjalanan bakti sosial GPS St. Felix Cantalice, pada 2018 ke Kuta Pengkih, Kecamatan Mardinding – Kabupaten Karo. Medan yang harus ditempuh juga tak kalah berat, di mana tim kami menumpang mobil pick-up hartop selama tiga jam.

WhatsApp Image 2020-01-21 at 18.09.07
dokter Sahat dalam kegiatan GPS (dok, Pribadi)

Harus diakui, sebagai manusia biasa, saya merasa takut atas medan berat menjalankan karya sosial ini. Namun, saya menyakini bahwa Tuhan Yesus selalu menaungi dan melindungi perjalanan, setiap bakti sosial walau bagaimanapun sulit perjalanannya. Dan, saya juga mengucap syukur atas anugerah-Nya sebab dengan pengetahuan serta kemampuan diri diberi kesempatan untuk berbagi dengan sesama.

Selain itu, dalam setiap perjalanan baksos yang terlintas hanya satu, senang berkumpul bersama teman-teman untuk melayani sesama yang kecil dan jauh dari akses kesehatan. Kedua pengalaman ini tidak akan membuat jera saya dalam melayani. Malah perjalanan ke Kuta Pengkih yg sangat jauh dan berat saja, saya memberi nilai enam (dari skala 1 sampai 10 dan sambil tersenyum).

Keterlibatan dalam karya ini menjadi pendalaman iman, semakin mengenal dekat sosok kudus yang saya kagumi: Santo Fransiskus, Santo Lukas (tabib) dan Santo Felix Cantalice. Saya meyakini “hidup adalah kesempatan”. Jika saya masih diberikan Tuhan kesempatan bernyawa, saya akan terus berusaha membantu sesama dengan aktif dengan keahlian yang saya punya di kegiatan sosial.

 

(sebagaimana dikisahkan kepada Ananta Bangun)

dokter Sahat di acara KMK St Lukas
dokter Sahat di acara KMK St Lukas (dok. Pribadi)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.