JUBILEUM 25 TAHUN PAROKI ST. KONRAD MARTUBUNG: “BERTOLAK LEBIH DALAM MENGGAPAI HIDUP RUKUN DALAM KEBHINEKAAN”


Mgr. Anicetus bersama Mgr. Pius dan Parokus memotong kue perayaan Jubileum 25 Tahun Paroki Martubung (Dok. Pribadi)

“Jangan memandang sebelah mata Paroki St. Konrad Martubung,” tutur Parokus Martubung, RP. Martin Nule SVD kala memberi sambutan untuk perayaan Jubileum 25 Tahun paroki tersebut. Ucapan bangga tersebut dilontarkan sebab menurut Imam Soverdi, suasana pinggir kota Medan tidak menjadikan umat Paroki Martubung merasa minder. “Tetapi tetap semangat mengembangkan iman umatnya dengan pelatihan dan pemberdayaan dalam berbagai bidang.”

Paroki Martubung menghelat pesta perak pada Minggu (7 Oktober), dimulai dengan misa syukur yang dipersembahkan Mgr. Anicetus B. Sinaga OFMCap bersama konselebran beberapa Imam. Para Jubilaris sepakat momen istimewa ini disematkan tema: “Bertolak Lebih dalam Menggapai Hidup Rukun dalam Kebhinekaan.

Mgr. Anicetus menyampaikan homili, agar seluruh umat khususnya di Paroki St. Kondrad Martubung menjadi pelopor di tengah keluarga maupun bangsa. “Umat Paroki St. Kondrad Martubung harus bisa menjadi pionir baik di dalam keluarga maupun bangsa, dapat menjadi imam, guru, sekaligus orang tua.

Di samping itu, dia mengimbuhkan, umat Katolik haris bisa menjadi Oase Ilahi. “Ciri khas umat Katolik adalah harus mampu menjadi Oase Ilahi. Oase artinya menjadi tempat yang disayang dan dirindukan. Membawa sukacita, membuat semua orang merasa ada di rumah, nyaman dan tenteram.”

Gereja Paroki St Konrad Martubung (Do. Pribadi)

Riwayat Paroki Martubung

Paroki St. Konrad Martubung pada awalnya bergabung dengan Paroki Katedral Medan. Sejak tahun 1952 Stasi-stasi Medan Luar Kota masih bergabung dan menjadi bagian dari Paroki Katedral Medan, yang terdiri dari: Pardomuan Nauli, Janji Matogu, Pasir Putih, Sinar Gunung, Tanjung Rejo, Puluh Gelombang, Martubung, Terjun, Sei Mati, Pulau Sicanang dan Belawan.

Pada 15 Agustus 1976, Mgr. A.G. Pius Datubara OFMCap menetapkan kebijakan baru di Keuskupan Agung Medan menetapkan bahwa pelayanan Sakramen-sakramen bagi umat Katolik di Stasi-stasi Luar Medan Kota, diserahkan kepada Misionaris Ordo PME dari Kanada: RP. Raymond PME dan P. Bertrand Roy PME – waktu itu membentuk komunitas di Stasi Sei Kambing Medan.

Kedua misionaris tersebut melayani ABK (Anak Buah Kapal) yang beragama Katolik di Pelabuhan Belawan. Karena itu, mereka pun sering dijuluki Pastor Pelabuhan. Dua misionaris ini pernah juga tinggal di Jl. Hiu-Belawan Pajak Baru. Meski mereka melayani umat di Belawan, namun Stanbook dan Pencatatan Registrasi Pelayanan Sakramen masih dicatat di Paroki Katedral Medan.

Peralihan pelayanan terjadi di tahun 1984 Pelayanan Stasi-stasi Luar Kota Medan diserahkan pada RP. Timotius Sinaga OFMCap yang pada saat itu masih berkomunitas di Jl. Hayam Wuruk Medan. Sejak 1987 tugas pelayanan Stasi-stasi Luar Kota Medan diserahkan kepada RP. Th. Liebreks OFMCap di Gereja St. Stefanus Belawan. Pastor Liebreks sendiri tinggal di Paroki Katedral Medan.

Selama pelayanan reksa pastoral Pastor Liebreks, gereja berkembang di berbagai bidang seperti: pertambahan jumlah umat yang signifikan, pembangunan stasi baru baik umat maupun fisik gereja dan renovasi gereja-gereja lama. Melihat perkembangan ini, beliau dengan penuh pertimbangan membeli lahan yang dianggap strategis dan sentralisasi untuk sebuah paroki. Maka dibelilah sebidang tanah di Martubung yang telah direncanakan untuk pembangunan Kantor dan Gedung Serba Guna sebagai tempat kursus-kursus dan pembinaan. Selain pembangunan iman umat dan fisik gereja, Pastor Liebreks juga berusaha untuk memberdayakan ekonomi umat maupun mengembangkan sosial ekonomi umat dengan membentuk Lembaga Pengembangan Sumber Daya Masyarakat (LPSM).

logo perayaan 25 tahun Paroki St Konrad Martubung

Imam-imam Serikat Sabda Allah Mulai Melayani di Paroki Martubung

Pada tahun 1996, Paroki St. Konrad Martubung diserahterimakan oleh Uskup Agung Medan dari Ordo Kapusin kepada Ordo Serikat Sabda Allah (SVD), dengan pastor kepalanya adalah RP. Paulus Payong SVD dan Ketua Dewan Paroki, Salomo Tamba dari Stasi Sei Mati dan Wakil Ketua Dewan Paroki, B. Simbolon dari Stasi Bandar Klippa.

Ketika SVD menerima paroki ini, belum ada pastoran. Pastor Paulus Payong dan rekan-rekannya berkomunitas pertama (sementara) di Pastoran Hayam Wuruk. Dari Pastoran Hayam Wuruk, mereka (Pastor Payong, P. Yosef Buku Bala, dan P. Paul Rahmat) menyewa dua rumah di blok V, perumahan Griya Martubung. Satu hal yang sangat menarik dari komunitas pertama ini adalah mereka sangat terlibat dalam Doa Lingkungan, bahkan terdaftar sebagai anggota Serikat Tolong Menolong (STM).

Tahun 1998, para Pastor ini beralih ke Aula Paroki dan saat itu juga Soverdi Martubung mulai dibangun dan diberkati pada tahun 2000.

Pada tahun 1999, Pastor Paulus Payong menerima tugas baru menjadi Pastor Paroki Lawe Desky. Parokus Martubung dijabat oleh RP. Remigus Sene SVD bersama Pastor Rekan, P. Yosef Buku Bala dan P. Paul Rahmat. Sementara Ketua Dewan Paroki dipangku oleh A. Hutajulu dari Stasi Belawan dan Wakil, R. Sinaga dari Stasi Janji Matogu.

Dewan Pastoral Paroki (DPP) Martubung periode 2007-2011 terdiri dari Ketua: RP. Sebastianus Ndona SVD, RP. Martin Nule SVD (berhubung pada September 2008, RP. Sebastianus terpilih menjadi Rektor Distrik Sumut, maka Ketua DPP digantikan oleh RP. Martin Nule SVD, dan P. Sebastianus, saat itu, menjadi Wakil Ketua).

Tercatat di buku kenangan Perayaan 25 Tahun, Paroki St. Konrad Martubung mulanya memiliki 13 stasi, dan pada 207 memiliki 17 stasi dan tahun 2013 menjadi 10 stasi. Pada 2014 hingga 2017, jumlah Kepala Keluarga (KK) adalah 1.935 KK dan jumlah jiwa: 8.096 jiwa. Penambahan umat setiap tahun mencapai 600-700 orang.

Mgr. Anicetus bersama seluruh Jubilaris melepas balon rosario simbolis Jubileum 25 Tahun Paroki Martubung (Dok. Pribadi)

Bertolak Lebih Dalam

“Dalam perayaan 25 tahun, patut kita sedikit merenung, kembali melihat perjalanan dari tahun ke tahun tidak selamanya berjalan mulus. Selalu ada tantangan dan hambatan. Tema dalam perayaan ini adalah sebuah ajakan dan sekaligus perintah dari Sang Guru Ilahi, Yesus Kristus kepada kita seluruh umat agar tidak tinggal diam di tempat, tetapi harus bangkit dan berjuang. Bangkt dan melangkah lebih ke dalam tanpa keraguan, bangkit untuk semakin percaya akan perintah dan ajakan Tuhan,” kata Pastor Martin.

Menurutnya, selama kurang lebih sebelas tahun melayani di Paroki Martubung, “Saya datang, tinggal, alami dan hidup bersama, adalah sekelompok umat yang sederhana, tulus, polos, terbuka, berhati dan berkehendak baik, mau berkomunikasi dan bekerjasama, taat dan mau berkorban membuat saya untuk semakin betah dan mengungkap rasa cinta dan kesetiaanku untuk melayani mereka.”

Mgr. Anicetus juga memberi apresiasi atas tema yang menjadi permenungan bagi Imam, Biarawan/ Biarawati dan Umat di Paroki Martubung. “Pesan Yesus yang digariskan menjadi tema pesta perak kita ini, memberikan kesan yang sunguh kaya bagi perjalanan Gereja Paroki kita ini. Perjalanan paroki kita selama 25 tahun ini pastilah diwarnai beragam pengalaman. Ada saat di mana kita sangat bersemangat untuk berkarya dan sungguh merasakan buahnya. Akan tetapi kita pun mengalami saat di mana kita berkata,” “Guru telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa”.” (bdk. Luk 5:4),” katanya.

“Pesan Yesus, ”Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”,menyegarkan dan menyemangati kita kembali untuk kembali kepada ASAL dan TUJUAN dari seluruh perjalanan hidup iman kita.”

Seraya mensyukuri Jubileum 25 tahun ini, Mgr. Anicetus mengajak seluruh Jubilaris untuk membuka mata dan telinga hati agar lebih mempercayakan perjalanan hidup Gereja dan hidup pada perintah Tuhan sendiri. Setelah Misa selesai, Uskup Agung Medan dan para Imam bersama-sama memotong kue ulang tahun dan melepaskan balon yang disusun berbentuk Rosario yang telah dipersiapkan panitia.

 

(Ananta Bangun | Rujukan: Buku Kenangan Perayaan 25 Tahun Paroki St. Konrad Martubung, Geosiar.com)

/// ditulis  untuk majalah resmi Keuskupan Agung Medan, MENJEMAAT

Gereja Paroki Martubung di Jl Pancing — kini menjadi gereja Stasi St Paulus Martubung (Dok. Pribadi)
Advertisement