
Paroki St. Yohanes Penginjil – Mandala, Minggu (29 Oktober), merayakan ulang tahun ke-10. Perayaan diisi dengan acara pemberkatan Gua Hati Maria dan Misa Syukur dipimpin Uskup Agung Medan, Mgr. Anicetus B. Sinaga OFMCap. Parokus Mandala, RP Robertus Hadun CMF, sejumlah Imam dan ratusan umat turut dalam perayaan ini.
Mgr. Anicetus menyampaikan pesan, agar umat Paroki Mandala meneladani iman Bunda Maria yang menerima perintah Allah kepadanya. “Fiat Voluntas Tua atau terjadilah padaku menurut kehendak-Mu,” kata Uskup dalam misa syukur seusai pemberkatan Gua Hati Maria Paroki Mandala.
Sementara Parokus Mandala, RP Robertus Hadun CMF mengatakan, sepuluh tahun Paroki St. Yohanes Penginjil Mandala Medan sepatutnya kita syukuri, karena terpatri jejak langkah para perintis awal paroki bersama Komunitas Claretian. Menurutnya, jejak 10 tahun untuk sebuah paroki termasuk usia muda.
“Di penghujung tahun 2017 lalu sudah ada niat yang begitu kuat, menjadikan momen 10 tahun paroki guna mengusik kembali kesadaran seluruh umat,” ujar Pastor Robertus.
Menurutnya, Gereja sebagai persekutuan orang-orang tentu memiliki dinamika tersendiri di dalamnya. “Gereja dituntut untuk merefleksikan dirinya menemukan wajah baru sesuai zaman. Ketidakmampuan gereja menampilkan wajah baru mengakibatkan kehilangan masa depannya. Dengan menemukan wajah baru sesuai zaman, inilah disebut gereja yang hidup.”
Dia menambahkan, ada banyak kegiatan yang melibatkan seluruh umat dalam mengisi seluruh tahun 2018. “Seluruh kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan kesadaran dan partisipasi seluruh umat. Kita sadar bahwa gereja adalah umat Allah,” kata dia.

Berkenaan pembangunan Gua Hati Maria Paroki Mandala, Pastor Rekan, RP Sabu George CMF menjelaskan, Gua Hati Maria adalah konsep simbol-simbol. “Di mana paroki dan umatnya berada dalam tamur api, satu kesatuan yang siap ditempah, dibentuk di hati Bunda Maria. Karena Hati Maria sumber kekuatan dan dukungan bagi Yesus dalam melaksanakan karya dan misi-Nya,” terang Pastor Sabu.
Dia melanjutkan,”Hati Maria juga adalah pusat kebajikan bagi pengikut Yesus, yang harus ditanamkan dalam hati masing-masing. Sehingga dapat mendedikasikan hidup dalam karya dan misi pewartaan Injil kepada semua orang.”
Misionaris Karmel yang pernah berkarya di Paroki Mandala (sebelum mekar dari Paroki Pasar Merah), RP Damian O.Carm memuji paroki tersebut kaya akan potensi umat. “Namun, ada hal yang harus menjadi perhatian bersama. Yakni, tetaplah bersatu dan saling membantu. Tidak hanya dalam kehidupan sosial dan ekonomi, tapi juga dalam kegiatan menggereja,” katanya.
(Ananta Bangun)
/// ditulis untuk majalah resmi Keuskupan Agung Medan, MENJEMAAT
