RP Karolus Sembiring OFM Cap: “Setelah 25 Tahun, Aku Mengalami 3 Fase Kehidupan”


RP Karolus Sembiring OFM Cap memberikan homili dalam misa pesta perak sang Vikep (Copyright: Komsos KAM)

Paroki St. Fransiskus Assisi – Brastagi, Minggu (15 Juli), menghelat perayaan Pesta Perak 25 Tahun Imamat Vikaris Episkopal St. Yakobus Rasul – Kabanjahe, RP. Karolus Sembiring OFM Cap. Imam Kapusin asal Berastepu mengucap syukur atas rahmat Tuhan, atas berkat dan penyertaan dalam pelayanan selama seperempat abad.

“Sebagaimana para keluarga, kami para Imam juga mengalami tiga fase kehidupan,” kata Pastor yang menerima tahbisan Imamat pada 10 Juni 1993 di gereja St. Laurensius Jl. Sibolga, Pematang Siantar. Dia menceritakan, kala dalam lima tahun pertama Imamat diutus ke Balige Parsoburan, dirinya mengalami masa ‘honeymoon’ atawa bulan madu. “Pada tahapan tersebut, saya sungguh senang dan giat dalam kegiatan pastoral. Kalau boleh, memberkati dua pernikahan dalam satu hari!”

Ketika mendapat perutusan pastoral ke Paroki Tiga Binanga, Pastor Karolus mengaku, mulai mendapat cobaan baik dari dalam diri maupun dari pihak luar. “Inilah fase kedua, yakni saat saya mulai kerap memikirkan kesenangan ego. Di samping itu kritik dari eksternal juga membuat gejolak iman. Namun, puji Tuhan, lagu ‘Sada Yoga’ (lagu gereja Katolik, berbahasa Karo) selalu memberiku semangat,” ucap Imam Kapusin yang memilih motto tahbisan: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, p supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku,  diberikan-Nya kepadamu.” (Yohanes 15:16)

Selepas masa pencobaan, kini Pastor Karolus merasakan dirinya masuk di tahap ‘pematangan’. “Kami para Imam dan biarawan/ biarawati tidak akan mampu menjalani kehidupan membiara tanpa dukungan dari umat. Terutama doa. Sebagai akhir dari ilham permenungan ini, saya ingin menyanyikan lagu “Hidup Ini Adalah Kesempatan,” ujarnya seraya mengajak seluruh hadirin turut bernyanyi bersama.

Setelah perayaan Ekaristi, sang pestawan bersama biarawan/biarawati serta umat dan utusan dari beberapa paroki se-Kevikepan Kabanjahe berkumpul untuk resepsi di pelataran Pastoran Brastagi.

(Ananta Bangun) /// ditulis untuk majalah resmi Keuskupan Agung Medan, MENJEMAAT.