DANIEL HERMAWAN: “MANAJEMEN WAKTU, KUNCI PRESTASI DI SEKOLAH & PROFESI CATUR”


Daniel Hermawan

Seorang polisi tentu sudah biasa menenteng pistol. Demikian juga chef tak akan lupa membekali diri perangkat alat memasak. Maka, kala bertemu dengan Daniel Hermawan, atlit catur di turnamen nasional dan Internasional, tidak heran jika menemuinya kerap membawa satu set permainan dengan 32 buah catur beserta papannya. Namun, dia memiliki papan catur unik yang bisa dilipat hingga menyerupai tatakan minuman atau alas mouse.

“Ini bukan papan catur yang dapat dibeli di toko pada umumnya,” tutur anak kedua dari tiga bersaudara, kepada majalah CAHAYA. “Hanya para atlit yang pernah mengikuti turnamen kemarin yang punya seperti ini. Hehehe.”

Turnamen catur umumnya memeras otak hingga kusut, sepertinya tidak banyak mempengaruhi wajah Daniel yang kalem dan cenderung baby face. “Saya sungguh menyukai catur. Papa yang mengajari saya saat usia 9 tahun. Dan, setahun kemudian saya sudah mulai ikut pertandingan catur. Satu di antaranya adalah di Jakarta,” ungkap putra dari pasutri, Theo ML Tobing dan Magdalena Herawati S.

Dari hasil ‘pertarungan’ di atas papan catur, Daniel sendiri telah menggondol gelar Master Percasi (MP). Hal luar biasa, bila memperhatikan usianya yang masih tergolong sangat muda. Bahkan alumni SMP kelas VII Putri Cahaya ini telah mengukir 11 gelar juara nasional dan internasional pada usia 12 tahun untuk Sumut dan Indonesia.

Media Waspada Online menerbitkan liputan tentang Daniel tampil sebagai juara pelajar turnamen catur Waspada Cup 2012 di Gedung PWI Sumut Medan. Selanjutnya, berpetualang mengikuti berbagai event dan pada tahun yang sama menjuarai kategori junior Japfa Chess di Jakarta Setahun kemudian, Daniel terpilih sebagai wakil Sumut untuk tingkat SD pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Balikpapan. Dalam kegiatan multi event itu, Daniel meraih dua medali emas pada kategori perorangan dan beregu.

Daniel kembali menunjukkan prestasi pada turnamen catur pelajar “ASEAN Age Group Chess Championship Open 2015” di Nanyang Technological University Singapura. Dari situs resmi panitia, Daniel memperoleh satu perak dan satu perunggu pada nomor catur kilat dan standard.
Namun begitu, orang tua Daniel mengklaim anaknya meraih dua emas. Alasannya, pada catur standard, Daniel menjadi satu-satunya pecatur Asia Tenggara yang menduduki posisi tiga besar. Juara dan runnerup sendiri diperoleh pecatur asal Mongolia.

Pada kategori catur kilat, Daniel memperoleh posisi kedua hanya kalah tiebreak dengan Nguyen Huynh Minh Thien (Vietnam). Keduanya memperoleh nilai 8 MP dari sembilan babak. Namun panitia memberikan juara bersama kepada Daniel dan Nguyen.

***

Daniel Hermawan

Bagaimana cara Daniel menjaga prestasi di bidang catur, dan di sisi lain, tidak ketinggalan dalam pelajaran di sekolah? Manajemen waktu! “Setiap hari saya luangkan waktu untuk melatih strategi permainan catur sebanyak tiga jam. Sementara sisa waktu lainnya, saya kembali menekuni pelajaran dari guru.”

Pengagum Grand Master dunia, Robert James Fischer (9 March 1943 – 17 January 2008) mengatakan kepiawaian permainan catur juga mengasah kemampuan nalar matematika. “Yang menarik dari catur adalah strategi dalam menghadapi lawan. Perhitungan strateginya seperti matematika,” katanya, sembari menambahkan, bila jenuh dirinya kadang menonton kembali video pertandingan catur.

Dia bersyukur, orangtua dan sekolah mendukungnya meniti prestasi dan karir dunia catur profesional. “Papa dan Mama sangat mendukung saya menekuni dunia catur ini. Sekolah SMA Cahaya juga. Jika tengah menjalani satu turnamen, maka saya diizinkan mengambil waktu belajar khusus, agar tidak ketinggalan dengan teman-teman sekelas,” ujar Daniel.

“Jangan pernah berhenti bermimpi, karena kesuksesan diawali dari mimpi-mimpi kita,” kata Daniel berbagi kata mutiara. “Selain itu, bagi teman-teman di SMA Cahaya, bila memiliki kemampuan segera mengasahnya. Jangan buang-buang waktu yang berharga.”

 

(Ananta Bangun) /// ditulis untuk majalah CAHAYA (majalah resmi SMA Cahaya Medan)