MERGER KARSA MURNI & PIETA SHOP: “Perkuat Pelayanan Pastoral ­Literasi dan Barang Devosi”


Pegawai Karsa Murni dan Pieta dalam Rekoleksi di Tanjung Pinggir (Dok. Karsa Murni)

Dua unit usaha milik ­Keuskupan Agung Medan (KAM), PT. Citra Karsa Murni dan ­Pieta Shop ­sepakat untuk menapak dalam satu payung badan hukum. ­Direktur Karsa Murni, RP. Adytia Permana Peranginagin O. Carm menilai langkah merger adalah ­keputusan bijak. “Baik Karsa Murni dan ­Pieta ­merupakan milik KAM. Jadi, ­mengapa tidak kita satukan saja badan usaha ini? Agar ­semangat ­pelayanan pastoral bagi umat ­semakin kuat,” ujar Pater Ady ­kepada ­Menjemaat.

Secara terpisah, Direktur Pieta Shop, RD. Frietz R. Tambunan turut mendukung gerakan difusi tersebut. “Memang core business Karsa Murni dan Pieta berbeda, yakni masing-masing berkutat pada ­distribusi buku dan barang-barang devosi. Namun, menatap tantangan era disrupsi ke depan, penyatuan kekuatan termasuk kebijakan strategi bisnis,” kata Imam Diosesan, yang juga menjabat Rektor Universitas Katolik (Unika) St. Thomas Sumatera Utara.

Walaupun awal konsep bisnis ­condong dalam pengembangan sosial ekonomi via penjualan barang-barang kerajinan tangan, kini Pieta Shop lebih fokus sebagai distributor ­barang-barang rohani dalam skala besar. “­Bahkan, Pieta juga menyalurkan item-item ini ke toko Kuria KAM dan juga Karsa Murni,” kata Pater Frietz.

Model bisnis berbasis digital, diakui Pater Ady, telah menjadi perhatian pihak Karsa Murni. “Kanal situs web dan media sosial, yang sebelumnya telah dibangun, akan dihidupkan ­kembali. Di samping itu, kita akan membangun sebuah sistem yang ­menjaga kinerja badan usaha yang baru lebih baik lagi.”

Selain aspek pastoral, value atawa nilai yang dijunjung Karsa Murni ­termasuk dalam rencana ­strategis. ­“Karsa Murni telah lama dikenal ­sebagai pusat buku-buku rohani dan imiah. Di samping itu, Toko Buku ini juga berterima di masyarakat luas karena value pluralisme. Yakni, dengan merekrut pegawai dari lintas etnis dan keyakinan.”

Fika Ramadani Harahap mengakui nilai pluralisme tersebut. “Meskipun saya non-Kristen, namun saya diterima ­dengan baik semenjak mula bekerja di toko buku ini,” Tutur Fika.

logo karsa murni dan pieta shop

Staf pegawai Karsa Murni, Ablen ­Situmorang optimis merger Karsa ­Murni dan Pieta Shop memberi ­dampak positif. “Harus diakui tren ­penjualan buku di Karsa Murni ­cenderung turun. ­Penyatuan kedua unit usaha tentu memberi ­terobosan baru.”

Pater Ady mengatakan, merger ­tersebut masih melalui proses. ­“Kultur manajemen kedua unit usaha tentu ­berbeda. Oleh karenanya, ­unifikasi ­membutuhkan adaptasi. Kami ­sepakat dengan mengawali dari kalangan internal dahulu, yaitu para ­personalia,” ­katanya. “Pada 22-24 ­Januari 2018 ­kemarin, puluhan pegawai dari Karsa Murni dan Pieta Shop menggelar ­rekoleksi bersama. Acara, ­dengan ­metode ­gamifikasi tersebut, ­membangun keakraban kami bersama yang hendak merger kelak.”

Pater Frietz mengaku senang ­dengan acara rekoleksi tersebut. ­“Pendekatan yang baik. Namun, saya tetap berharap agar organisme kedua unit usaha ini mendongkrak sistem yang telah berjalan baik di Pieta Shop.”

Kedua pimpinan perusahaan yang ­ditunjuk oleh KAM, menyampaikan bahwa proses penggabungan ­organisme unit usaha telah berjalan baik. “Intinya, kini realisasi merger pada pengambil ­kebijakan di Kuria KAM. Kami ­tinggal menunggu kapan, di mana, dan bagaimana gebrakan ini akan berjalan dengan langgeng,” pungkas Pater Adytia.

(Penulis: Ananta Bangun | Editor: RP Santo OSC)

 

RIWAYAT KARSA MURNI & PIETA SHOP

Sejarah PT. Citra Karsa Murni

Interior di showroom buku Lt. II – Toko Karsa Murni di Jl. Orion Medan

PT. Citra Karsa Murni ‘lahir’ dari ­semangat pastoral menyediakan buku-buku ­pelajaran bagi seluruh sekolah Katolik di Keuskupan Agung Medan (KAM). Pada 5 Juli 1982, Majelis Pendidikan Katolik (MPK) KAM mendirikan satu toko buku bernama Karsa Murni di Jl. Letjen Suprapto No. 3T – Medan.

Ketua MPK-KAM (pada masa tersebut), RP Marcellinus Manalu OFM Cap mempercayakan pengelolaan toko buku ini kepada Sr. Teresita KSFL (yang juga menjabat Bendahara MPK-KAM). Pada 14 Mei 1988, Yayasan Karsa Murni dibentuk sebagai badan hukum resmi pengelola Toko Buku Karsa Murni. Ketua MPK-KAM menjadi ketua yayasan tersebut.

Berkenaan kapasitas ruang, Toko Buku Karsa Murni kemudian dipindah ke Jl. Orion – Medan pada tahun 1991 (hingga kini). Keputusan relokasi ­meningkatkan oplah penjualan buku secara ­signifikan, di samping kontribusi besar pada ­pastoral pendidikan di KAM.

Toko Buku Karsa Murni membuka cabang baru di dalam komplek Graha Maria Annai Velangkanni – Medan, pada tahun 2007. Usaha dalam toko ini lebih difokuskan pada penjualan buku-buku rohani dan barang-barang devosional. Karena toko yang ada pada komplek itu tidak disewakan lagi, maka pada tahun 2012 didirikan toko baru lantai satu di luar komplek Grha Maria Annai ­Velangkanni, persis di depannya.

Status badan hukum Toko Buku Karsa Murni, selanjutnya diubah pada pada 17 Desember 2007, menjadi CV. Karsa Murni. Namun, tak sampai ­setahun (tepatnya 12 Juni 2008), entitas legal tersebut ditingkatkan menjadi PT. Citra Karsa Murni. Pada 1 Maret 2013,
RD. ­Moses ­Tampubolon mengganti
Sr. Yoanita sebagai Direktur PT. Citra Karsa Murni. Penjelasan perihal perubahan nama dijabarkan dengan apik dalam buku Rencana Strategis Pengembangan PT. Citra Karsa Murni 2013-2016 (disusun oleh RD. Moses Tampubolon):

Pada 1 Juni 2013, nama perusahaan diusulkan berubah menjadi PT. Citra Karsa Murni. Ada tiga alasan perubahan nama ini. Pertama, untuk mau menunjukkan kepada segenap pihak bahwa telah dan akan terus ada perubahan yang diusahakan oleh direksi baru untuk meningkatkan “CITRA” perusahaan.

Alasan kedua, untuk menunjukkan bahwa ada hubungan rasa memiliki dari para frater diosesan yang memiliki nama majalah “CITRA” dengan perusahaan yang notabene milik KAM. Dan alasan ketiga untuk mengingatkan ­direksi dan segenap pegawai akan misi perusahaan yakni berusaha menjadi manusia unggul (CITRA ALLAH) dalam melayani para pelanggan dan keunggulan itu terletak dari kehendak (KARSA) yang tulus (MURNI).”

Sejarah Pieta Shop

Pater Frietz di toko Pieta Shop Medn

Banyak yang heran melihat gedung Pieta Shop ini. Tetangga (gedung-gedung ruko) yang bersebelahan dengan kami pada sudah tutup semua. Sementara toko rohani ini yg kelihatannya sering sepi, ternyata masih tetap operasional sampai saat ini. Memang Pieta Shop bukan toko ritel melainkan distributor. Demikian tutur Direktur Pieta Shop, RD. Frietz R. Tambunan kepada Menjemaat.

“Mereka belum tahu bahwa segmen bisnis dari toko rohani ini adalah sebagai distributor barang-barang devosional ke berbagai paroki. Bahkan, lintas keuskupan.”

Pater Frietz mengisahkan, pada awalnya, Pieta Shop adalah bagian dari Cordia Caritas Medan (2005-2010) yang berada di bawah Livelihood Project dengan misi utama meningkatkan income ­generation atau tepatnya peningkatan pendapatan mereka yang terlibat di dalamnya.

Pieta Shop didirikan dengan bantuan modal dasar dari Kindermissionwerk dari Aachen, ­Jerman, yang saat itu mendukung pendirian handicraft ­center sebagai upaya untuk peningkatan ­pendapatan keluarga pra-sejahtera dan kaum muda.

“Pada saat Pieta Shop didirikan (September 2007), Cordia sedang giat-giatnya melakukan ­pelatihan pembuatan berbagai produk siap pakai atau barang-barang kebutuhan rumah tangga dari bahan ramah lingkungan seperti enceng ­gondok, pelepah pisang, kain bekas dan ­memerlukan pengembangan sektor marketing yang akan ­membawa produk handicraft tersebut ke customer,” kata Imam Diosesan KAM tersebut.

“Oleh karena keterbatasan produk handicraft, maka diambillah keputusan untuk menjual juga barang-barang rohani Katolik yang pada akhirnya ­justru menjadi core ­business Pieta Shop sampai saat ini.”

Pater Frietz menjelaskan, barang-barang ­devosi yang dijual Pieta Shop diimport dari kota Yiwu, ­China. “Sehingga harganya menjadi ­sangat ­kompetitif. Artinya, barang devosi Pieta Shop ­menjadi lebih murah karena memotong berlapis jalur distribusi. Ini merupakan strategi utama bisnis Pieta Shop.”

Visi Pieta Shop adalah menjadi distributor barang-barang rohani terlengkap di Medan dan Sumatera, dan misinya adalah meningkatkan taraf hidup semua orang yang bekerja di dalamnya serta melayani kebutuhan umat akan barang-barang ­rohani. Prinsip pelayanan Pieta Shop adalah ­melayani cepat dan ramah.

Legalitas Perusahaan
Pieta Shop didirikan oleh Pater Frietz sebagai bagian dari unit usaha Cordia Caritas Medan yang pada saat itu belum merupakan entitas legal (tidak merupakan Badan Hukum). Sementara itu ­persyaratan untuk mendirikan usaha ­dagang ­mengharuskan pemiliknya sebagai entitas ­hukum. Pieta Shop ­didirikan sebagai Perusahaan ­Perseorangan UD ­Pieta Shop dengan nomor 11, 8 Agustus 2007, dibuat di hadapan Angelina Marisi Sinaga SH, Notaris dan PPAT kota Medan yang kemudian diperbaharui dengan Akta No. 188, 21 Juli 2010 di hadapan Notaris yang sama.

Pada awalnya, Pieta Shop berlokasi di Jl. Cik Ditiro No. 8 C Medan dan kemudian pindah tempat ke Jl. Kapten Muslim – Kompleks Millenium Plaza Blok A-4 kel. Dwikora kec. Medan Helvetia.

Gedung yang dipergunakan oleh Pieta Shop dengan alamat sekarang ini telah dibeli pada tahun 2009 dan sudah dibeli oleh Pendiri Pieta Shop dan telah menjadi hak milik KAM.

/// dimuat dalam suplemen Menjemaat ed. Februari 2018