Muller & Secangkir Mantra


Source: https://rolfpotts.com/karin-muller/
Source: https://rolfpotts.com/karin-muller/

Karin Muller, seorang produser film dan penulis, pada 1987 hingga 1989, menggali sumur dan membangun sekolah di sebuah desa di Filipina. Suatu malam, tujuh belas Anggota New People’s Army (NPA) atau pasukan bersenjata Partai Komunis Filipina, datang ke gubuk-nya untuk interogasi.

Sebelum hari itu, orang-orang desa sudah memperingatkannya bahwa hal itu akan terjadi. Bukannya panik, Muller malah mencari dua benda ajaib: gula dan kopi. Dan mendapatkannya. Ketika NPA datang, ia berseru,”Syukurlah kalian datang juga. Aku sudah seharian menunggu. Silakan minum kopi. Tinggalkan senjata kalian di pintu.”

Pasukan bersenjata tersebut bisa saja membalas undangan Muller dengan rentetetan tembakan atau penyiksaan. Namun sebaliknya, reaksi Muller membuat bingung kelompok itu. Orang-orang itu meletakkan senjata-nya dan duduk minum kopi. Apa yang sebenarnya terjadi?

Karen berhasil menghindari interogasi atau hal yang lebih buruk, karena menurutnya,”Anda tidak bisa menginterogasi teman Anda minum kopi.”

Petuah itu bukan sembarang mantra. Muller paham betul bahwa kekerasan tak dapat dihentikan dengan kekerasan. Sebaliknya, sang wanita petualang membuat senang pemimpin itu dengan keramahannya yang tak terduga dan mengubah hatinya, pikirannya, juga tindakannya.

Sisanya, mantra Muller pun menjadi legenda.

Terilhami dari buku “Enchantment” karya Guy Kawasaki