Koor Bapak-bapak : Madah Doa Persembahan bagi Allah


RP Hubertus Lidi OSC | Repro Latar Belakang : http://www.sttheodoreschurch.com

Qui bene cantat, bis orat secara harfiah berarti “Ia yang bernyanyi dengan baik sama dengan berdoa dua kali.” Kata-kata mutiara ini diucapkan oleh Santo Augustinus dari Hippo, seorang uskup dan pujangga Gereja. Kita meresap ungkapan tersebut bahwa kumandang lagu yang dipersembahkan bagi Allah, juga pendekatan lain untuk berkomunikasi dengan-Nya selain berdoa.

Berdasarkan aforisme di atas, kiranya Koor Bapak-bapak (KBB) di Lingkungan St. Petrus (Stasi Tanjung Selamat – Paroki St. Maria Ratu Rosari Tg. Selamat) sepadan dengan Punguan Ayah Katolik (PAK) yang tersebar di Keuskupan Agung Medan (KAM). RP Hubertus Lidi OSC, Pastor di Paroki Tanjung Selamat memberi apresiasi kepada kelompok ini.

“Sejak akhir tahun 2015, koor Bapak-bapak di Lingkungan St. Petrus mulai aktif berperan dalam misa mingguan di gereja Paroki Tanjung Selamat,” ucap Imam yang mengetuai Komisi Komunikasi Sosial KAM. “Di samping mereka, ada tiga kelompok koor lainnya yang aktif membantu misa mingguan di gereja paroki ini.”

Meskipun didominasi kaum Adam, menurut Pastor Hubertus, kemampuan olah vokal KBB tersebut ternyata lumayan bagus. “Saya perhatikan mereka juga sangat percaya diri setiap kali mengumandangkan lagu rohani pilihan,” katanya kala diwawancara Menjemaat.

Dia menambahkan, umat Paroki Tanjung Selamat sungguh mengepresiasi dan mendukung kelompok koor tersebut. “Wah. Seluruh umat selalu mengapreasiasi dengan tepuk tangan meriah setiap usai misa.”

Kegiatan olah vokal dalam kelompok koor ternyata memberikan dampak positif bagi para anggotanya. Pastor Hubertus mendapati mereka semakin aktif dalam kehidupan menggereja. “Ini adalah dampak baik yang kita harapkan.”

Karena imbas baik tersebut, Pastor Hubert berharap KBB tersebut memperluas cakupannya hingga lingkup stasi-stasi dan paroki. “Hendaknya dapat menjadi inklusif. Dan juga meningkatkan kualitas kegiatan dengan doa bersama dan saling berbagi refleksi bacaaan kitab suci.”

Richard Hutauruk (dok. Pribadi)

Wadah Hobi dan Ibadah Memuji Tuhan

Pelatih merangkap dirigen KBB Linkungan St. Petrus Stasi Tanjung Selamat, Richard Hutauruk mengaku haru dan bangga dengan apresiasi Pastor dan Umat di Paroki St. Maria Ratu Rosari – Tanjung Selamat. “Sejak mula niat membentuk kelompok ini adalah mempererat kekerabatan dengan umat yang mekar dari lingkungan kami, membentuk lingkunan baru St. Thomas,” ia menjelaskan kepada Menjemaat.

“KBB ini unik karena hanya melibatkan para bapak-bapak,” ucapnya disusul derai tawa. “Alih-alih menghabiskan waktu tanpa makna di akhir pekan, maka kami sepakat berlatih vokal setiap malam minggu.”

Tantangan dalam setiap kelompok maupun organisasi selalu, katanya, terutama dalam hal disiplin dan menata waktu luang. Meski jarang berkumpul dalam jumlah utuh, kondisi tersebut tidak menciutkan semangat dan nyali para bapak-bapak tersebut untuk unjuk kebolehan.

“Bagi saya sendiri, KBB ini merupakan wadah menyalurkan hobi olah suara sejak masa muda dulu. Saya ingat pertama kali aktif ikut paduan suara dengan Bahana di Helvetia. Jadi ini klop, saya bisa jalani hobi sembari beribadah memuji Tuhan,” kata ayah dari tiga anak ini.

Pegawai di Dinas Pertanian dan Kelautan Pemko Medan ini mengungkapkan, KBB St. Petrus hendak memperluas cakupan di tahun mendatang. “Paling realistis ialah menggandeng para umat bapak-bapak di Lingkungan St. Arnoldus Janssen komplek Perumahan Tanjung Anom.”

(Ananta Bangun) ///// ditulis untuk majalah (Keuskupan Agung Medan) Menjemaat

Advertisement