PKSN-KWI 2016: Menemukan Makna Perjumpaan & Kerahiman di Bumi Nias


img_8123
Foto: Ananta Bangun (Menjemaat)

Duc in Altum, Bertolak ke Telukdalam

Keuskupan Sibolga memperoleh kehormatan menjadi tuan rumah perayaan Pekan Komunikasi Sosial Nasional – Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Tahun 2016. Berlangsung selama sepekan (Senin, 2/5 – Minggu, 8/5), sederetan acara kolosal dipusatkan di Telukdalam (kabupaten Nias Selatan) kemudian di Gunungsitoli (Kotamadya Gunungsitoli).

Dari Bandara Binaka – Gunungsitoli, pada Senin (2/5/2016), utusan dari Komisi KomSos KWI berbaur dengan utusan KomSos Keuskupan Agung Medan dan KomSos Keuskupan Sibolga. Karena Ketua KomSos KWI Mgr. Hilarion Datus Lega berhalangan dating, Sekretaris Eksekutif Komsos KWI, RD. Kamilus Pantus memimpin perwakilan dari KWI. Sementara Keuskupan Agung Medan diwakili oleh Ketua KomSos KAM, RP Hubertus Lidi OSC. RP Charles Sebastian Sihombing OFM Cap, selain mewakili KomSos Keuskupan Sibolga juga mengemban peran Ketua Panitia PKSN-KWI 2016.

Seluruh utusan disambut oleh Uskup Keuskupan Sibolga, Mgr Ludovikus Manullang OFM Cap sebelum berangkat bersama ke Telukdalam. Setiba di Telukdalam, rombongan kemudian diarak oleh ratusan siswa tim drum band dari SMP Bintang Laut, mengelilingi jalan utama di Teluk Dalam dan masuk ke komplek sekolah Bintang Laut di Jalan Diponegoro.

img_8058
(ki-ka): Ketua Komsos KAM, RP Hubert OSC | Sekretaris Eksekutif Komsos KWI, RD. Kamilus | Uskup Keuskupan Sibolga, Mgr. Ludovikus OFM Cap (Foto: Ananta Bangun)

Setiba di gerbang sekolah Bintang Laut, seluruh iringan pawai dipandu oleh grup penari setempat, rombongan berbaur dengan umat dari 10 stasi di bawah Paroki Hati Kudus Yesus – Telukdalam untuk mempersembahkan Misa Ekaristi Pembukaan PKSN-KWI 2016.

Persembahan ekaristi berlangsung khidmat dan megah dibalut lagu dan tarian inkulturasi Nias. Dalam homili, Mgr. Ludovikus menyerukan agar seluruh umat Katolik menjadikan media sebagai sarana menyebarkan kerahiman Allah. “Komunikasi adalah satu hal yang penting dalam kehidupan. Perlu juga kita ingat bahwa kasih terungkap dalam komunikasi, karena kasih adalah bagian dari komunikasi,” ujar Monsinyor.

Dia juga mengingatkan, perhelatan PKSN-KWI 2016 bukan untuk memenangkan lomba saja, dan juga bukan untuk menggelar pesta meriah. “Mari kita nyatakan seluruh perayaan ini, dengan sikap kasih persaudaraan,” katanya menegaskan.

Pada Selasa (3/5), PKSN-KWI menghelat Rekoleksi Bersama di Pantai Lagundri. Kegiatan refleksi di alam terbuka ini melibatkan puluhan guru, panitia lokal, umat dan ratusan siswa/i SMU Katolik di Telukdalam! Romo Petrus Noegroho Agoeng (Imam Diosesan Keuskupan Agung Semarang) dan Budi Sutedjo, S.Kom, MM (Dosen di Universitas Kristen Duta Wacana) memberi materi perihal “Penghayatan Kasih Allah Dalam Hidup”. Pada sore harinya, PKSN-KWI mengadakan Lomba Kreasi Sanggar Budaya di Aula Bintang Laut. Perlombaan ini sendiri diikuti oleh 10 Kelompok Sanggar Budaya Nias.

Puncak acara PKSN-KWI di Telukdalam ialah Tradisi Adat Penerimaan Tamu di Desa Bawamataluo yang terkenal masih memelihara tradisi Lompat Batu, pada Rabu (4/5/2016). Para Penatua Adat di Desa Bawamataluo menyemat pakaian tradisionil Nias bagi Mgr. Ludovikus dan RD. Kamillus serta jajaran Pemerintah Daerah setempat. Selepas jamuan makan siang, rombongan utusan dari KWI, KomSos KAM dan KomSos Sibolga lalu bertolak ke Gunungsitoli.

 

 

img_4935
Uskup Keuskupan Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang (Foto: Ananta Bangun)

Pertemuan Kembali di Gunungsitoli

Panitia lokal dari Paroki St. Maria Bunda Para Bangsa – Gunungsitoli mempersiapkan dengan baik pelaksanaan acara lanjutan PKSN-KWI 2016 pada pelaksanaan Seminar Pengembangan Sosial Ekonomi Keluarga (PSE). Seminar yang diselenggarakan di Aula Cenderawasih – Paroki St. Maria Bunda Para Bangsa, Rabu (4/5/2016) malam, dibawakan oleh RD. F.A. Teguh (Imam Diosesan Keuskupan Purwakerto & Sekretaris Eksekutif PSE KWI). Romo Teguh menginspirasi ratusan hadirin untuk tetap gigih mengembangkan setiap potensi alam yang dapat digunakan untuk peningkatan kesejahteraan bersama para umat Katolik.

Pada Kamis (5/5/2016), A.Margana (Jurnalis majalah HIDUP) dan Gabriel Abdi Susanto (Jurnalis Liputan6.com) berbagi pengetahuan jurnalistik mereka dalam sesi Training Jurnalistik. Pelatihan yang berlangsung di Aula STP Dian Mandala – Gunungsitoli ini dijejali raturan hadirin dari kalangan mahasiswa, biarawan/ ti dan umat Katolik. Tidak hanya berbagi teori komunikasi, kedua narasumber juga mengajak peserta untuk mempraktikkan sejumlah tips yang mereka ajarkan.

Tiga kegiatan berlangsung simultan pada agenda PKSN-KWI 2016 di hari Jumat (6/5/2016). Yakni, Lomba Menggambar Karikatur, Seminar Sosialisasi Dampak Narkoba & Media bagi Remaja, dan Lomba Debat Tingkat SMU. Adapun RD Agoeng, Elizabeth Dhany Retno Putri dan Retno Wulandari menjadi Juri dalam Lomba Menggambar Karikatur. Sementara Fr. Cypri CMM, Errol Jonathans dan Prof. Eko Indrajit menjadi narasumber dalam Seminar yang digelar di Aula STP Dian Mandala. Dan Juri dalam Lomba Debat Tingkat SMU ialah: RD Kamilus Pantus , Gabriel Abdi Susanto, A. Margana. Seusai acara, Panitia dan seluruh utusan KWI, KomSos KAM, dan KomSos menyambut kedatangan eks Ketua KomSos KWI, Uskup Keuskupan Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang.

Kehadiran Mgr. Turang berkenaan sebagai salah satu narasumber dalam seminar akbar “Komunikasi & Kerahiman : Perjumpaan yang Memerdekakan”. Tiga narasumber lainnya dalam seminar yang diselenggarakan di Aula Cenderawasih Paroki St. Maria Bunda Para Bangsa – Gunungsitoli, Budi Sutedjo, S.Kom, MM, Dr. Norbertus Jegalus, dan Errol Jonathans.

Dalam uraiannya, Mgr. Petrus mengajak seluruh umat Katolik, khususnya di Nias, menandai momentum perayaan Hari Komunikasi Sosial untuk membangun jejaring belaskasih. “Sekarang berbagai informasi di dunia sudah semakin mudah dijangkau. Jika ada Imam kita yang bertengkar di Argentina, maka Imam dan umat di Nias pun segera dapat tahu informasinya,”

Sementara Budi Sutedjo memaparkan bahwasanya dibutuhkan pemahaman mendalam dalam memberdayakan teknologi komunikasi & informasi (TIK). “Hendaknya kita tidak hanya mencari-cari masalah dalam zaman informasi ini. Sebaiknya kita saling memahami konten masing-masing dari sesama, anggota keluarga kita. Agar dapat menjaga keharmonisan dalam komunikasi rumah tangga,” ujar penulis sekitar 177 buku populer tersebut.

Pengajar Fakultas Filsafat Seminari Tinggi St. Mikhael, Kupang, Dr. Norbertus Jegalus mengungkapkan komunikasi dan kerahiman sesungguhnya memilik hubungan yang erat terutama bila dilihat dari pandangan Gereja Katolik.

“Komunikasi sebagai salah satu pengertian kunci dalam Gereja sejak Vatikan II, khususnya berkaitan dengan paham wahyu dari Dei Verbum, sedikit berbeda dari paham wahyu dari Dei Filius Vatikan I”, ujarnya.

Ia menerangkan, wahyu itu merupakan bentuk komunikasi diri Allah bagi manusia dalam wujud diri Yesus Kristus, maka tugas Gereja adalah mengkomunikasikan lebih lanjut peristiwa dan kehidupan Yesus itu kepada seluruh umat manusia.

“Paling tidak melalui dekrit ini, kita dapat menangkap pokok-pokok teologi komunikasi seturut pandangan Gereja Katolik, sedangkan mengenai teologi kerahiman kita dapat membacanya dalam Bulla Tahun Yubileum Agung Kerahiman“Misericodiae Vultus” atau Wajah Kerahiman”, katanya.

Errol Jonathans, Direktur Radio Surabaya, dalam presentasinya memaparkan bagaimana cepatnya pengaruh dan jangkauan teknologi media internet dibandingkan media cetak, radio dan televisi. “Media Internet hendaknya kita berdayakan untuk menunjung pelayanan di Gereja. Baik melalui penyebaran firman inspiratif maupun berbagi kisah pelayanan di Paroki maupun Stasi,” ujarnya.

img_8095
Ketua Komsos Keuskupan Sibolga, RP. Sebastianus OFM Cap

Dalam satu kesempatan, Ketua Panitia PKSN-KWI 2016, Pastor Sebas mengatakan, terpilihnya keuskupan ini ditentukan saat Rapat Pleno Komisi KomSos se-Indonesia (26 September 2015) lalu.

“Melalui beberapa proses diskusi di Rapat Pleno KWI dan juga diskusi dengan Bapa Uskup Mgr. Ludovikus, maka kita menerima tawaran untuk menjadi tuan rumah PKSN-KWI 2016 ini,” ujar Pastor Sebas kepada Menjemaat. “Di Keuskupan Sibologa sendiri memiliki dua dekanat, yakni Dekanat Tapanuli dan Dekanat Nias. Karena pertimbangan jarak dan waktu, lalu diputuskan seluruh acara diadakan di Dekanat Nias. Di dua tempat Telukdalam dan Gunungsitoli. Disamping jumlah dan tradisi Katolik lebih menonjol di Nias. Di samping itu, budaya Nias juga sangat menarik untuk ditampilkan di PKSN-KWI.”

Imam yang juga Parokus Tarutungbolak ini, berharap PKSN-KWI 2016 dapat menjadi ajang sosialisasi akbar bagi umat Katolik di Nias, untuk mengenal Komisi KomSos lebih mendalam. “Terutama melalui karya-karya seperti majalah Warta Keuskupan Sibolga,” katanya.

Sekretaris Eksekutif KomSos KWI, RD Kamilus menjelaskan bahwa perkembangan informasi dan teknologi komunikasi khususnya media sosial yang didukung teknologi internet adalah sesuatu yang harus dihadapi bukan dihindari. Gereja dalam hal ini Komisi KOMSOS KWI terus mengupayakan agar umat katolik di seluruh keuskupan di Indonesia memiliki pengetahuan yang cukup tentang perkembangan ini.

“Kami juga menghadirkan acara yang sifatnya sedikit ilmiah, agar kita belajar mengetahui perkembangan informasi dan komunikasi yang terbaru. Dengan pengetahuan yang cukup kita bisa mengambil sikap yang tepat atas perkembangan media ini,”jelas Sekretaris Eksekutif Komisi KOMSOS KWI, RD Kamilus Pantus dalam sambutannya di acara penutupan PKSN-KWI 2016, Minggu (8/5/2016).

Kamilus menyebutkan, media sosial merupakan anugerah Tuhan yang diciptakan oleh tangan dan akal budi manusia yang harus dimanfaatkan secara tepat. “Memanfaatkannya secara tepat untuk membagikan nilai-nilai kemanusiaan, mewartakan kebenaran Allah, mendekatkan Yesus kepada kita dan sesama. Sehingga kita bisa hidup bersama dalam satu bahasa yaitu bahasa kasih,”lanjutnya.

PKSN-KWI 2016 resmi ditutup dalam Perayaan Ekaristi Hari Komunikasi Sedunia ke-50, Minggu (8/5/2016), di Gereja Kon-Katedral St. Maria Bunda Para Bangsa – Gunungsitoli. Ratusan umat memadati perayaan Ekaristi yang dipimpin selebran utama Mgr. Petrus Turang dan konselebran Imam dari KWI, KomSos Keuskupan Agung Medan, Keuskupan Sibolga.

(Ananta Bangun, Mirifica.net)